Ramdhan 1440 H

Setiap kali menjelang Ramadhan. Senantiasa saya teringat. Keluarga, saudara, tetangga maupun handaitolan. Ramadhan tahun lalu kita masih bisa bersua. Lebaran tahun lalu masih bisa ketemu.
Namun ramadhan ini. Beliau-beliau itu sudah tidak bisa kita jumpai. Tidak bia ketemu lagi. Beliau telah lebih dulu mengahadap sang Khaliq. Mari kita doakan Semoga Alloh ampuni dosanya. Semoga Alloh terima amalnya.

Kita bersyukur, masih diberi kesempatan berjumpa dengan RAMADHAN.

Kita dapan amati disekitar kita. Di Masjid kita. Dulu ketika anak-anak kita masih balita. Kita saksikan anak-anak kita yang dulu ikut jamaah, berlari-lari. Kini mereka telah besar. Sudah ada yang bisa jadi jadi imam dimasjid. Juga mampu memberikan Tausiah. Diantara mereka bahkan sudah berkeluarga.

Duluu... Jamah di masjid masih relatif muda. Kini sudah banyak yang Senior. Dulu kita masih mampu sholat tegak berdiri, Ruku dan sujud. Kini sudah ada yang menggunakan kursi. Semua itu menjadi Ibrah bagi kita.
Menjadi pelajaran bagi kita. Betapa beliau-beliau tetap semangat untuk melaksanakan perintah Nabi. Sholat lima waktu berjamaah di masjid.


Sementara ibadah kita masih ala kadarnya. Sungguh, ‘Idul Fithri bukan penanda terhapusnya semua dosa. Bagaimana kita akan terbebas dari dosa jika puasa kita hanya menahan diri dari lapar dan dahaga? Maka, sekali lagi, mari kita bertanya pada diri sendiri.
Mari kita renungi sejenak:
Dari Ka’ab bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah saw. bersabda:
“Mendekatlah kalian ke mimbar!”
Lalu kami pun mendekati mimbar itu. Ketika Rasulullah menaiki tangga mimbar yang pertama, beliau berkata, “Amin.”
Ketika beliau menaiki tangga yang kedua, beliau pun berkata, “Amin.”
Ketika beliau menaiki tangga yang ketiga, beliau pun berkata, “Amin.”
Setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam turun dari mimbar, kami pun berkata, “Ya Rasulullah, sungguh kami telah mendengar dari engkau pada hari ini, sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya.”
Rasulullah saw. bersabda, “Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril muncul di hadapanku dan berkata, “Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan yang penuh berkah, tetapi tidak memperoleh keampunan.”
Maka aku berkata, “Amin”
Ketika aku menaiki tangga yang kedua, Jibril berkata, “Celakalah orang yang apabila namamu disebutkan, dia tidak bersalawat ke atasmu.” Aku pun berkata, “Amin.”
Ketika aku melangkah ke tangga ketiga, Jibril berkata, “Celakalah orang yang mendapati ibu bapaknya yang telah tua, atau salah satu dari keduanya, tetapi keduanya tidak menyebabkan orang itu masuk surga.”

“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga” [HR. Muslim]





Komentar

USIAKU 60 TAHUN

RIWAYAT AZAN DAN IQOMAT

UMUR YANG BAROKAH

IBU-9- (BODO LONGA-LONGO ORA KOYO KEBO)