Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

UJUNG. TRADISI YANG HILANG (2)

Gambar
UJUNG - TRADISI YANG HILANG (2) Lebaran. Satu kata yang khas. Kata Lebaran hanya digunakan khusus untuk 2 Hari Besar umat Islam. Lebaran idul fitri dan Lebaran Idul Adha atau sering disebut Lebaran Haji. Sedangkan hari Lahirnya Kanjeng Nabi tidak pernah disebut Lebaran. Tapi Maulit Nabi. Muludan, kata orang jawa. Para ahli tentu bisa menjelaskan panjang lebar. Tentang arti Lebaran. Baik dari etimologinya. Tentang asal usul katanya. Maupun terminologinya. Makna yang terkandung dari kata Lebaran itu.  Konon Lebaran ada kaitanya dengan 3 kata Luber-Labur dan Lebur. Luber-an; Labur-an; Lebur-an. Bahkan ada yang menambah dengan yang kini popular. Yakni Libur-an. Luber-an artinya melimpah, meluap. Maknanya melimpah maafnya. Melimpah pahalanya. Melimpah rezekinya. Labur-an, artinya menutup. Melapisi dengan yang lebih baik. Arti harfiahnya melabur rumah dengan kapur. Mengecat rumah agar lebih indah. Laburan juga bermakna menutup kesalahan-kesalahan dengan kebaikan. Sedangkan Leb

KONDANGAN - TRADISI YANG HILANG.

Gambar
KONDANGAN - TRADISI YANG HILANG. Sudah bertahun-tahun. Setiap kali mudik Lebaran di kampung halaman. Selalu menikmati nasi uduk dan ingkung ayam. Yang memasak mbak Maryati, istrinya mas Qon kakak saya. Sebenarnya tradisi nasi uduk dan ingkung ayam itu sudah berlangsung lama. Sejak saya kecil tahun 60an.  Setiap selapanan sekali diadakan "kondangan" dirumahnya pakDe Kasan. Pengertikan kondangan saat ini diartikan pergi mengahadiri undangan pernikahan. Namun ketika saya kecil yang namanya "kondangan" adalah berkumpulnya orang banyak. Duduk bersila membuat lingkaran. Ditengahnya ada hidangan makanan. Ada tumpeng. Bisa juga ada Nasi uduk dan Ingkung ayam. Sebelum acara makan, "modin" memimpin Doa. Pakde Kasan adalah kakaknya bapak saya. Namanya Kasan Dimedjo. Beliau wafat ketika saya kelas 1 SMAMuhi Yogya tahun 1975. Pakde Kasan ini termasuk orang yang dituakan di kampung. Banyak orang dari kampung lain  datang silaturahim . Bahkan ada yang dari jauh.

ADA SESUATU YANG BERBEDA

Gambar
 Ada Sesuatu yg baru. Sholat Ied di Simpang Lima. Itu biasa. Sdh berkali kali saya ikuti. Bertahun tahun tahun. Sejak tahun 90an. Biasanya shof depan mulai DiJalanRaya depan Baiturrahman. Panitya pasang petunjuk utk jamaah laki-laki dan perempuan. Dipisah. Dan itu Berlaku diberbagai tempat. Sholat ied kali ini ada yg beda. Semua jamaah harus di lapangan. Jalan Raya dikosongkan. Sejak awal panitia tegas. Bahkan ada polisi yg ikut bantu. Mengatur, menempatkan jamaah Pria dan Wanita. Jamaah tertib. tdk seperti tahun-tahun lalu. Campur. Walau masih ada jamaah yg berada di jln.dekat mall.Citra. Sehingga panitia berkali kali ingatkan. Kalo tetap sholat disitu tidak syah. Karena berada dibarisan didepan posisi Imam. Pantia juga berkali kali mengingatkan. Tentang tatacara sholat ied. Ini penting. Maklum Hanya 2 kali sholat dalam setahun. Juga umumkan siapa yg jadi imam sholatnya. Dan Kapolda Jawatengah yg jadi Khotibnya. Tertib. Rapi. Teratur. Tertata dan terukur.