Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

NUJUM

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Nujum adalah  perbintang an untuk meramalkan (mengetahui) nasib orang dan sebagainya Dalam Al Quran tidak ada ajaran ilmu nujum (bentuk jamak dari bintang: nujuwm) dalam konteks hubungan antara keadaan maupun posisi benda-benda langit dengan jalan hidup atau nasib manusia dan bangsa-bangsa di permukaan bumi ini. Dalam tarikh tercatat bahwa pernah terjadi gerhana matahari penuh di zaman RasuluLlah SAW. Pada waktu gerhana penuh tersebut, Ibrahim meninggal dunia. Adapun Ibrahim yg meninggal itu adalah putera RasuluLlah SAW, dari ist eri beliau yg bernama Maria al Qibth. Maka ramailah perbincangan dari mulut ke mulut dlm kalangan penduduk Madinah, yg mengaitkan antara peristiwa gerhana matahari penuh itu dgn meninggalnya Ibrahim. Bahkan dlm kalangan penduduk Madinah yg belum Islam (Arab dan Yahudi) terbit rasa kagum: "MEMANG MUHAMMAD INI BUKAN ORANG BIASA...! ANAKNYA MENINGGAL SAJA TERJADI GERHANA MATAHARI TOTA

ZALIM

 Zalim merupakan perbuatan yang sangat merugikan, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga orang lain. Lantaran kerugian yang ditimbulkan, perbuatan ini masuk dalam golongan perbuatan yang harus dihindari dalam  Islam . Tetapi, banyak manusia yang ternyata tidak sadar mereka telah berbuat zalim. Kebanyakan dari mereka merasa apa yang mereka perbuat telah benar, padahal telah menimbulkan kerugian bagi orang lain. Surat Al-A’raf Ayat 23 قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. Dalam  hadits  shahih yang diriwayatkan oleh  Ibnu Sirin , Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa, "Di antara bentuk kezaliman seseorang terhadap saudaranya adalah apabila ia menyebutkan keburukan yang ia

KETEMU AHLINYA AHLI

Gambar
KETEMU AHLINYA AHLI "Biasakan yang benar sejak awal". Dulu sekali, awal 1990.an. Ketika belum lama kerja di BUMN. Kata-kata itu seperti Mantra. Logikanya sederhana. Proses pekerjaan, mesti direncakan dengan baik dan benar. Pelaksaannya akan lebih mudah dan lancar. Bahkan ketika mengoperasikan pertamakalinya Jalan Tol di Cirebon. Akhir 1997. Saya sampaikan kepada temen-teman kerja. Hendaknya Kita BIASAKAN YANG BENAR, BUKAN HANYA MEMBENARKAN YANG BIASA. Rupanya Mantra itu pula yang menambah semangat. Ketika selasa akhir bulan April kemarin. Saya ke Bandung. Perjalanan pergi pulang 10.jam. Itu Biasa untuk akhir-akhir ini. Apalagi Rabunya MayDay. Berkonsultansi dengan Guru Besar dibidang Mekanika tanah. Untuk Perncanaan Jembatan yang membentang Sungai Citarum. Kami mendapat penjelasan yang gamblang. Detail dan komprehensif. Rasanya dapat mengobati capeknya perjalanan. Setelah ditentukan ukuran diameter pondasi. Maka kedalamannya ditentukan oleh banyak Faktor. Salah sat

Thariq bij Ziyad

Thariq bin Ziyad Benarkah memerintahkan membakar kapal-kapalnya?? Bulan syakban 92 H. 711 M Pasukan Thariq bin Ziyat berhasil menyeberangi Selat Gibraltar; Mendarat di pantai yang langsung berhadapan dengan Gunung batu. Gunung yang menjulang tinggi yg kemudian dikenal dengan Gunung Thariq. Jabal Thariq. Sejarah yg populer menceritakan. Setelah seluruh pasukan mendarat. Thariq bin Ziyad memerintahkan untuk membakar semua kapalnya. Diceritakan hal untuk untk memompa semangat pasukan. Hanya ada satu pilhan maju terus. Menang atau mati. Tidak ada kata mundur. Cerita seperti itu terus menerus sampai sekarang. Seakan-akan merupakan peristiwa Fenomenal. Banyak orang terpesona dengan kehebatan dan keberanian Thariq bin Ziyat. Namun, Prof DR Raghip Al-Sirjani mejelaskan peristiwa itu dengan baik. Beliau menjelaskan bahwa kisah Thariq bin Ziyad membakar kapal-kapal untuk meberi semangat kepada pasukan bahwa "tidak ada pilihan kecuali maju" adalahcerita yang tidak bisa diper