Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

KEADILAN YANG DICONTOHKAN ROSULULLOH

***KEADILAN YANG DICONTOHKAN ROSULULLOH Pada bulan bulan Ramadhan tahun 8 Hijriah. Rasulullah memimpin sebuah pasukan kaum muslimin yang sangat besar.  Mereka keluar Kota Madinah menuju Mekah. Untuk membuat perhitungan dengan kaum Kafir Quraish dan sekutunya. Karena mereka telah melakukan pengkhianatan terhadap perjanjian Hudaibiyah. Perjajian yang dibuat oleh kaum Muslimin yang ditandatangani Nabi Muhammad dengan kaum kafir Quraisy yang diwakli Suhail bin Amr. Dalam proses negosiasi perjajian itupun Nabi menyetujui menghapus 2.kata Basmallah dan Rosululloh . Awalnya Nabi mengusulkan perjajian dimulai dengan bismillahirrohmaanirrohim.  Penutupnya dengan "yang bertanda tangan ini" Muhammad Rosululloh. Namun karena ditentang oleh pihak mereka.   Walau demikian, perjanjian yang semestinya berlaku 10 tahun. Dan baru berlangsung 2tahun. Mereka telah melakukan penghianatan. Tepat tanggal 17 Ramadhan. Rasulullah dan pasukan kaum muslimin bergerak memasuki Mekah. Mengetahui
Sungguh, ‘Idul Fithri bukan penanda terhapusnya semua dosa. Bagaimana kita akan terbebas dari dosa jika puasa kita hanya menahan diri dari lapar dan dahaga? Maka, sekali lagi, mari kita bertanya pada diri sendiri. Mari kita renungi sejenak: Dari Ka’ab bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Mendekatlah kalian ke mimbar!” Lalu kami pun mendekati mimbar itu. Ketika Rasulullah menaiki tangga mimbar yang pertama, beliau berkata, “Amin.” Ketika beliau menaiki tangga yang kedua, beliau pun berkata, “Amin.” Ketika beliau menaiki tangga yang ketiga, beliau pun berkata, “Amin.” Setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam turun dari mimbar, kami pun berkata, “Ya Rasulullah, sungguh kami telah mendengar dari engkau pada hari ini, sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya.” Rasulullah saw. bersabda, “Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril muncul di hadapanku dan berkata, “Celakalah orang yang mendapati bulan Ramadhan yang penuh berkah, tetap

Nabi Muhammad menegakkan keadilan

NABI MUHAMMAD MENEGAKKAN KEADILAN-1 Sejarah Dunia telah mencatat. Bahwa Nabi Muhammad adalah manusia yang unggul dalam bidang diplomasi. Karena beliau sangat adil dan jujur. Bahkan sebelum diangkat jadi Nabi. Beliau diberi gelar  Al-Amin (yang dapat dipercaya) .   Berbeda apabila kita baca    Britanica  Encyclopedia , pada sub Biografi Muhammad SAW disebutkan bahwa gelar  “ Al-Amin” kepadanya disebabkan ibunya bernama Aminah.   Salah satu keunggulan beliau adalah dibuatnya Perjanjian Hudaibiyah.   Hudaibiyah adalah nama sebuah sumur. Lokasinya berada diarah barat daya dari kota Mekah. Jaraknya sekitar 22 km. Sekarang tempat ini dikenal dengan nama Asyamisiy. Disinlah Nabi Muhammad menanda tangani perjajian itu. Perjanjian antara kaum Muslimin dan kuffar Quraisy yang terjadi pada tahun ke-6 hijriyah pada bulan Dzulqa’dah. Peristiwa ini terjadi ketika Rasulullah beserta rombongan kaum muslimin yang hendak melaksanakan umrah. Rasulullah tahu bahwa orang-orang kafir Quraisy akan me

KULTUM RAMADHAN 1440H

Gambar
KULTUM RAMADHAN 1440H Telah dicatat dalam Siroh Nabawiyah . Kekejaman dan caci maki orang-orang kafir Quraisy Mekah kepada Rasul SAW semakin kencang disuarakan. Hal itu terjadi setelah istrinya Siti Khadijah meninggal. Juga paman Nabi, Abu Thalib meninggal. Paman yang s emasa hidupnya selalu melindungi dari siksaan dan teror kafir Quraisy. Maka ditahun ke.10 kenabian.  Sepeninggal kedua orang yang dicintainya itu. Nabi  SAW pergi hijrah ke Kota Thaif. Diluar kota Mekah. Berencana melakukan dakwah.  Ketika itu, jumlah penduduk Thaif relatif banyak. Karena tanahnya yang subur. Tumbuh tanaman buah-buahan dan sayuran. Rasul SAW berharap. Manakala penduduk Taif mau mengikuinya. Umat Islam semakin kuat  Sehingga bisa menghilangkan gangguan dari kafir Quraisy. Di kota itu, Rasul tinggal beberapa hari bersama  Zaid bin Harisah. Awalnya Rasul SAW berbicara dengan pimpinan-pinpinan kabilah. Mengajak mereka untuk memeluk Islam. Namun, ajakan itu dibalas dengan cacian dan makian. Pe

Ramdhan 1440 H

Setiap kali menjelang Ramadhan. Senantiasa saya teringat. Keluarga, saudara, tetangga maupun handaitolan. R amadhan tahun lalu kita masih bisa bersua. Lebaran tahun lalu masih bisa ketemu. Namun ramadhan ini. Beliau-beliau itu sudah tidak bisa kita jumpai. Tidak bia ketemu lagi.  Beliau t elah lebih dulu mengahadap sang Khaliq. Mari k ita doakan Semoga Alloh ampuni dosanya. Semoga Alloh terima amalnya. Kita bersyukur,  masih diberi kesempatan berjumpa dengan RAMADHAN. Kita dapan amati disekitar kita. Di Masjid kita. Dulu ketika anak-anak kita masih balita. Kita saksikan anak-anak kita yang dulu ikut jamaah,  berlari-lari. Kini mereka telah besar. Sudah ada yang bisa jadi jadi imam dimasjid. Juga mampu memberikan Tausiah. Diantara mereka bahkan sudah berkeluarga. Duluu... Jamah di masjid masih relatif muda. Kini sudah banyak yang Senior. Dulu kita masih mampu sholat tegak berdiri, Ruku dan sujud. Kini sudah ada yang menggunakan kursi. Semua itu menjadi Ibrah bagi kita. Menjadi pel

KETEMU AHLINYA AHLI

Gambar
KETEMU AHLINYA AHLI "Biasakan yang benar sejak awal". Dulu sekali, awal 1990.an. Ketika belum lama kerja di BUMN. Kata-kata itu seperti Mantra. Logikanya sederhana. Proses pekerjaan, mesti direncakan dengan baik dan benar. Pelaksaannya akan lebih mudah dan lancar. Bahkan ketika mengoperasikan pertamakalinya Jalan Tol di Cirebon. Akhir 1997. Saya sampaikan kepada temen-teman kerja. Hendaknya Kita BIASAKAN YANG BENAR, BUKAN HANYA MEMBENARKAN YANG BIASA. Rupanya Mantra itu pula yang menambah semangat. Ketika selasa akhir bulan April kemarin. Saya ke Bandung. Perjalanan pergi pulang 10.jam. Itu Biasa untuk akhir-akhir ini. Apalagi Rabunya MayDay. Berkonsultansi dengan Guru Besar dibidang Mekanika tanah. Untuk Perncanaan Jembatan yang membentang Sungai Citarum. Kami mendapat penjelasan yang gamblang. Detail dan komprehensif. Rasanya dapat mengobati capeknya perjalanan. Setelah ditentukan ukuran diameter pondasi. Maka kedalamannya ditentukan oleh banyak Faktor. Salah sat

Namanya Mbak Narti

Namanya mbak Narti. Orang tuanya Buruh tani. Lik Timin bapaknya. Yu Sumi ibunya. Ketika saya kecil. Tahun 60an. Lik Timin sudah membantu pekerjaan di Rumah orang tua. Ketika masih jayanya usaha batik. Lik Timin aktip mengerjakan "Pengerokan Batik". Juga "Medel". Memberi warna hitam pada kain batik. Dengan cara merendam dan mengangkatnya. Pekerjaan itu perlu waktu lama. Siang malam. Selanjutnya dicuci di Kali. Daya kecil sering ikut ke Kali. Main-main, loncat-loncat diatas kain batik. Bahkan petak umpet dibawah kain batik yang bertumpuk-tumpuk disungai itu. Lik Timin juga sering memanen Kelapa di kebon. Dengan Cara memanjatnya. Buahnya dijatuhkan begitu saja. Kadang jatuhnya ke "Blumbang". Empang tempat ikan liar. Kadang ketemu. Kadang tidak. Ongkosnya bebepara butir kelapa. Sedang Yu Sumi sering membantu ibu masak. Masakan yg paling saya sukai  adalah "Jangan gori". Ada yang bilang Gudeg. Mbak Narti anak kedua pasangan ini. Kakanya Nar