Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

*MAMPIR NGOMBE

Gambar
*MAMPIR NGOMBE Ketika itu awal tahun 70.an. Saya tinggalnya dikampung Cangkring sampai Lulus SMP. Jalan antar kampung masih berupa tanah. Ada juga jalan yang berupa batu yg ditata secara manual. Tidak dipadatkan dengan alat mesin. Dipadatkanya dengan dipalu. Diatasnya dihamparkan pasir sungai. Biasanya pasir-pasir ini tdk tahan lama. Apabila musim hujan akan tergerus air. Sehingga tinggal batu-batu yang tertata rapi. Jalan di ibukota kecamatan Tiromoyo juga masih berupa jalan Makadam. Ketika saya kelas 3 SMP, jalan didepan kantor kecamatan sampai kota kecamat lain yang mengarah ke ibu kota kabupaten diperbaiki. Saat itulah pertama kali saya melihat alat pemadat jalan. Banyak orang menebutnya “Setom”. Alat berat yang rodanya 3 buah, terbuat dari baja. Roda baja itu dalamnya kosong dan didisi air apabila digunakan untuk memadatkan. Sampai tahun akhir 60.an. Sepeda ontel adalah alat transportasi yang mewah. Hanya beberapa keluarga yang memilikina. Kakek saya dari ibu berasal dari

RAMADHANKU DULU

Gambar
RAMADHANKU DULU @1970. 1.Ayahku, 2.adik.ku Sonfitroini; 3.abu.ilham. 4.Adikku ragil Sholhan Fanani; 5.Awaludin Sampai lulus SMP, 1974 Saya tinggal bersama orang tua. Disebuah kampung kecil dikelilingi sawah. Dekat kota kecamatan dan hanya dipisahkan kali Tirtomoyo anak Bengawan Solo. Setiap jelang Ramadhan anak-anak ikut-ikutan orang dewasa membersihkan masjid. Tidak perlu dipel seperti masid jaman Now. Karena lantainya masih tanahliat yang ditaburi pasir. Yang diperlukan adalah menyirami dengan air supaya tidak berdebu. Diatasnya baru dipasang “kepang”. Kepang adalah anyaman bambu yang biasa dipakai untuk menjemur gabah. Baru diatasnya dipasang Tikar yang dianyam dari mendong. Mendong a dalah salah satu jenis  rumput  yang hidup di  rawa .  Tanaman ini bisa juga tumbuh di daerah yang berlumpur, tempat yang selalu tergenang air.  Biasanya tumbuh dengan panjang lebih dari 1 meter.  Tugas anak-anak adalah mencuci tikar. Acara ini yang paling menyenangkan. Karena mencuc

TARAWIH DIHARI PERTAMA.

Gambar
TARAWIH DIHARI PERTAMA. Ali, seorang ank klas 4 SD ikut sholat disebelah saya. Selesai sholat isa dia duduk jongkok. "Tadi Om sholat apa?". dia bertanya. "Namanya sholat sunat bakdiyah, 2 rakaat setelah isa" jawabku menjelaskan. Sambil ajari dia untuk duduk sila. Saya senang ada anak seusia dia sdh mau bertanya ttg sholat. Panitia naik mimbar, sampaikan pengumuman dan program romadhon. Saya jadi "kepo" kpd ank kecil disebelahku. Dia tarawih bersama 2 kakaknya yang perempuan. "Ayahmu ga ikut?" tanyaku. "Ayahku belum pulang". jawabnya lirih sambil menunduk. Setengah berbisik ditelinganya saya tanya: "Biasa pulang jam berapa"?. "Nggak tau". jawabnya tetap lirih. Sambil menarik nafas.. kepalanya saya usap-usap. Saya bisa rasakan. Tentu dia juga pingin tarawih bersama ayahnya. Bisa duduk berdampingan. Seperti beberapa anak lainya. Ketika seusia dia, saya biasa main-main di masjid bersama teman-teman s

INDAHNYA SILATURAHIM

Gambar
INDAHNYA SILATURAHIM Salah satu bentuk silaturahim saat ini adalah menajalin komunikasi melalui Media Sosial. JTO adalah saudaraku di medsos. Saya senang mengikuti kisah perjalanan hidupnya. Kuliahnya dulu satu alamameter, beda jurusan dan lebih muda angkatanya. Selesai sholat asar dari mushola sholat, mata saya tertuju pada WA di Layar Computer. “JUAL SEDAN DEMI SANTRI TAHFIDZ”.   Begitu JTO memberi judul pada WA yang dikirimkannya . Seperti biasa, tulisannya selalu memancing untuk dibaca duluan daripada yang lain. “Keputusan Pak Budi, sebut saja begitu, sudah bulat. Sedan Hyundai Avega miliknya itu akan dilego. Menjadi modal berjualan lontong sayur. Untuk menghidupi beberapa santri penghafal Qur'an yang dhuafa. Dan menjadi anak asuhnya.” JTO mengawali tulisanya. Segera saya tuntas kan membacanya dengan cermat dan  saya jawab: “Siap mas, ijin ya… akan segera saya sampaikan ke teman-teman”. Tidak perlu waktu lama Tulisan JTO di WA saya telah menyebar di