KULTUM RAMADHAN 1440H

KULTUM RAMADHAN 1440H


Telah dicatat dalam Siroh Nabawiyah .
Kekejaman dan caci maki orang-orang kafir Quraisy Mekah kepada Rasul SAW semakin kencang disuarakan. Hal itu terjadi setelah istrinya Siti Khadijah meninggal. Juga paman Nabi, Abu Thalib meninggal. Paman yang semasa hidupnya selalu melindungi dari siksaan dan teror kafir Quraisy.

Maka ditahun ke.10 kenabian. Sepeninggal kedua orang yang dicintainya itu. Nabi SAW pergi hijrah ke Kota Thaif. Diluar kota Mekah. Berencana melakukan dakwah.  Ketika itu, jumlah penduduk Thaif relatif banyak. Karena tanahnya yang subur. Tumbuh tanaman buah-buahan dan sayuran. Rasul SAW berharap. Manakala penduduk Taif mau mengikuinya. Umat Islam semakin kuat  Sehingga bisa menghilangkan gangguan dari kafir Quraisy. Di kota itu, Rasul tinggal beberapa hari bersama Zaid bin Harisah. Awalnya Rasul SAW berbicara dengan pimpinan-pinpinan kabilah. Mengajak mereka untuk memeluk Islam. Namun, ajakan itu dibalas dengan cacian dan makian. Penuh kebencian. Ternyata sambutan yang diterima berlawanan dengan yang diharapkan.

Ketika itu Nabi Muhammad SAW tidak putus asa. Melanjutkan dakwahnya langsung kemasyarakat. Blusukan dikampung-kampung. Namun apa yang terjadi.? Rupanya masyarakatnya telah termakan berita-berita yang tidak benar. Isu-isu bohong tentang Rosululloh. Mereka menolak kedatangan Nabi dan agama yang ia bawa. Kasarnya sikap mereka kepada Nabi. Seakan mereka menghianati kebiasaan bangsa Arab. Yang selalu menghormati tamunya. 

Penduduk Thaif mengusirnya. Bahkan dengan melemparinya. Manusia mulia itu menghindar dari amukan massa penduduk Thâ’if. Dapat berlindung dikebon anggur milik Uthbah dan Syaibah putra Rabi’ah. Dipinggiran kota Thâ’if.  
Di tempat itu beliau menengadah ke langit. Hanyut dalam suatu doa pengaduan yang sangat mengharukan. Demikian sedihnya doa yang dipanjatkan kepada Allah. Sehingga Allah mengutus malaikat Jibril a.s. untuk menemuinya. Jibril a.s. memberi salam seraya berkata: ''Allah SWT telah mendengar perbincanganmu dengan kaummu. Allah SWT pun mendengar jawaban mereka. Allah telah mengutus kepada-Mu malaikat penjaga gunung-gunung itu. Siap melakukan apa yang akan engkau perintahkan. Sekiranya kau mau, saya akan benturkan kedua gunung disamping kota ini. Siapa pun yang tinggal di antara keduanya akan mati terhimpit''

Apa jawab Rosululloh setelah menerima tawaran Malaikat Jibril?
"Saya hanya berharap kepada Allah subhanahu wata'al. Andaikan pada saat ini, mereka tidak menerima Islam. Mudah-mudahan kelak mereka dan keturunannya akan menjadi orang-orang yang beribadah kepada Allah SWT." 

Begitu berat perjuangan Manusia yang paling Agung akhlaqnya di kota Mekah. Hingga pada saatnya Nabi hijrah ke Madinah. Pada tahun kedua dikota Madinah inilah turun ayat yang mewajibkan orang-orang yang beriman untuk berpuasa. 

Berkaitan dengan Ramadhan ini. Nabi Muhammad menyampaikan pesan yang Tegas. Nabi bersabda: "Celaka...! Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” [HR. Ahmad, dishahihkan al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani].
Betapa dahyat Pesan ini. Manusia yang paling halus budiperkertinya. Manusia yang paling sabar didunia. Menyampaikan pesan dengan kata-kata CELAKA.

Mengapa sedemikian celakanya?
Katrena Ramadhan itu sebulan penuh. 29 sembilan atau 30 hari.
Banyak pintu ampunan dibulan Ramadhan. Bulan dimana do'a-doa dikabulkan. Setiap amal perbuatan akan dilipatgandakan Nilainya

Maka.. selayaknya dan semestinya. Kita yang diberi anugerah akal. Mau dan mampu mensikapi Ramadhan ini dengan benar. Sehingga semangat ibadah Ramadhan ini akan terus menyala di sebelas bulan setelahnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
“Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Subhanahu wa ta’ala adalah amal yang paling terus-menerus dikerjakan meskipun sedikit.” (HR. Al-Bukhari No. 6099 dan Muslim No. 783)
Inilah makna istiqomah setelah bulan Ramadhan. Inilah tanda diterimanya amal-amal kebaikan kita di bulan yang berkah itu. 
Semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk menjadi hamba-Nya yang mengakhiri Ramadhan ini dengan kemenangan.
Bukan yang mengakhiri Ramadhan dengan sia-sia. Sebagaimana sabda Nabi:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ  مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ  وَالعَطَشُ
Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy)
=====

Sumber 

https://rumaysho.com/469-jangan-biarkan-puasamu-sia-sia.htmlhttps://wanitasalihah.com/catatan-ramadhan-9-celaka-karena-tidak-diampuni/https://konsultasisyariah.com/13302-istiqomah-setelah-ramadhan.htmlhttps://almanhaj.or.id/2218-berdakwah-ke-thaif.html

Komentar

USIAKU 60 TAHUN

RIWAYAT AZAN DAN IQOMAT

UMUR YANG BAROKAH

IBU-9- (BODO LONGA-LONGO ORA KOYO KEBO)