ZALIM

 Zalim merupakan perbuatan yang sangat merugikan, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga orang lain. Lantaran kerugian yang ditimbulkan, perbuatan ini masuk dalam golongan perbuatan yang harus dihindari dalam Islam.
Tetapi, banyak manusia yang ternyata tidak sadar mereka telah berbuat zalim. Kebanyakan dari mereka merasa apa yang mereka perbuat telah benar, padahal telah menimbulkan kerugian bagi orang lain.

Surat Al-A’raf Ayat 23

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ


Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Sirin, Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa, "Di antara bentuk kezaliman seseorang terhadap saudaranya adalah apabila ia menyebutkan keburukan yang ia ketahui dari saudaranya dan menyembunyikan kebaikan-kebaikannya."[1]
Dari kisah Abu Dzar Al-Ghifari dari Rasulullah sebagaimana ia mendapat wahyu dari Allah bahwa Allah berfirman: "Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di antara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim."[2]
Dalam hadits lain Nabi Muhammad SAW bersabda, "Takutlah kalian akan kezhaliman karena kezhaliman adalah kegelapan pada hari Kiamat."[3]

  1. ^ Hadits shahih riwayat Ibnu Sirin.
  2. ^ Hadits riwayat Imam Muslim No.24 dalam buku Arba'in an-Nawawi.
  3. ^ Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bin Abdullah.

Seringkali terjadi di masyarakat seseorang diperlakukan secara zalim oleh lainnya tanpa ia mampu membalas dan membela diri sendiri. Kondisi ini kerap membuat ia semakin tak berdaya dan hanya bisa pasrah dengan keadaan. Seorang muslim dan mukmin yang mengalami hal demikian semestinya tak perlu merasa sedemikian susah karena Allah subhânahu wa ta’âla telah menjanjikan keadilan atas setiap perilaku zalim yang dilakukan para hamba-Nya. Keimanan yang dimiliki semestinya mampu menguatkan hatinya untuk tetap tegar dengan harapan keadilan yang dijanjikan itu.

Sebaliknya seorang muslim dan mukmin semestinya tidak berlaku zalim kepada sesama makhluk Allah baik berupa tindakan ataupun ucapan, karena sekecil apa pun tindak kezaliman pasti akan terbalaskan.

Di dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 42 secara tegas Allah menyatakan:

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ

Artinya: “Dan janganlah sekali-kali engkau menyangka Allah lalai dari apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari di mana pandangan-pandangan terbelalak.”

Ada yang meriwayatkan bahwa taubat Nabi Adam AS itu diterima oleh Allah karena lima hal, sedangkan taubat iblis, (semoga Allah mengutuknya) tidak diterima juga karena lima hal. Nabi Adam AS mengakui dirinya berbuat dosa, menyesali perbuatannya, menyesali perbuatannya, mencela dirinya sendiri, segera bertaubat, dan tidak berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Sedangkan iblis tidak mengakui dirinya berdosa, tidak menyesali perbuatannya, tidak mencela dirinya sendiri, tidak segera bertaubat dan berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu, siapa yang keadaannya seperti Nabi Adam, maka diterima taubatnya, dan siapa yang keadaannya seperti iblis, maka tidak akan diterima taubatnya.

Itulah Doa Nabi Adam dan Hawa Ketika Mohon Ampunan Dosa kepada Allah SWT. DariDoa Nabi Adam dan Hawa diatas, dapat kita petik hikmahnya, yaitu seseorang yang telah melakukan dosa, dia harus menyadari bahwa dosa itu adalah karena perbuatan dan kesalahanya sendiri, bukan kesalahan orang atau pihak lain. Nabi Adam tidak menyalahkan Iblis atau setan yang telah menggodanya, tapi dia menyalahkan dirinya sendiri.

Komentar

USIAKU 60 TAHUN

RIWAYAT AZAN DAN IQOMAT

UMUR YANG BAROKAH

IBU-9- (BODO LONGA-LONGO ORA KOYO KEBO)