NUJUM

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Nujum adalah perbintangan untuk meramalkan (mengetahui) nasib orang dan sebagainya

Dalam Al Quran tidak ada ajaran ilmu nujum (bentuk jamak dari bintang: nujuwm) dalam konteks hubungan antara keadaan maupun posisi benda-benda langit dengan jalan hidup atau nasib manusia dan bangsa-bangsa di permukaan bumi ini.

Dalam tarikh tercatat bahwa pernah terjadi gerhana matahari penuh di zaman RasuluLlah SAW. Pada waktu gerhana penuh tersebut, Ibrahim meninggal dunia.
Adapun Ibrahim yg meninggal itu adalah putera RasuluLlah SAW, dari isteri beliau yg bernama Maria al Qibth.
Maka ramailah perbincangan dari mulut ke mulut dlm kalangan penduduk Madinah, yg mengaitkan antara peristiwa gerhana matahari penuh itu dgn meninggalnya Ibrahim.
Bahkan dlm kalangan penduduk Madinah yg belum Islam (Arab dan Yahudi) terbit rasa kagum:
"MEMANG MUHAMMAD INI BUKAN ORANG BIASA...!
ANAKNYA MENINGGAL SAJA TERJADI GERHANA MATAHARI TOTAL."

Sebenarnya dari segi politik, inilah kesempatan baik bagi Nabi Muhammad SAW untuk berkampanye.
Untuk menarik pengikut dari kalangan masyarakat Madinah yg belum Islam.
Namun setelah RasuluLlah SAW mendengar bahwa gerhana itu dikaitkan dengan kematian Ibrahim, maka di depan khalayak Madinah beliau menyatakan bahwa
"TIDAK ADA HUBUNGANNYA ANTARA GERHANA MATAHARI TOTAL ITU DENGAN KEMATIAN ANAKKU IBRAHIM".
Ada pula hal yang dapat kita simak dalam hal pernyataan yg tegas dari RasuluLlah SAW tersebut.
Bahwa "memelihara aqidah ummat jauh lebih penting dari kemenangan politik. Bahwa politik itu tak dapat dilepaskan dari nilai moral yang paling tinggi, yaitu tawhid.
Syahdan, itulah jawaban terhadap rentetan pertanyaan di atas itu.
Ajaran Islam yang bersumberkan Al Quran dan Hadits tidak mengenal ilmu nujum dalam hubungannya dengan ramalan bintang.
Ajaran Islam menolak adanya kaitan antara kejadian di bola langit dengan nasib manusia khususnya, sejarah bangsa-bangsa umumnya. A
Al Quran menegaskan bahwa ilmu nujum itu hanya berhubungan dengan pedoman arah di darat maupun di laut.
***Dikutip dari Harian Fajar Makassar, 31 Juli 1994,
[ditulis oleh: H.Muh.Nur Abdurrahman]

Komentar

USIAKU 60 TAHUN

RIWAYAT AZAN DAN IQOMAT

UMUR YANG BAROKAH

IBU-9- (BODO LONGA-LONGO ORA KOYO KEBO)