PUTRIKU JADI CAHAYA YANG MENERANGIKU (percik-percik taubat)

PUTRIKU JADI CAHAYA YANG MENERANGIKU (percik-percik taubat)


Seorang executiv muda bekerja dan tinggal di kota Riyadh. Istrinya cantik Sholeha. Alloh karuniakan seorang ank perempuan yang cantik dan cerdas. Usiaanaknya menjelang lima tahun. Secara ekonomi hidupnya tercukupi. Namun Pola hidupnya tak menentu. Hanya sedikit mengenal Alloh. Beberapa tahun belakangan suda tidak lagi ke masjid. Tidak pernah bersujud kepada Alloh.

Suatu hari dia menceritakan kisahnya. Kepada Dai kondang dari Mesir. Syaih Mahmud Al-Mishri. Beliau telah menulis ratusan Kitab. Dan sudah banyak yang diterjemhkan kedalam bahasa indonesia.
Beliau ini yang tahun kemarin 2018 datang ke Jakarta. Acara Islamic Book Fair.

Marilah kita ikuti KISAHNYA.

"Dulu, Aku biasa begadang hingga pagi hari. Bersama teman-taman yang tidak baik. Ditempat-tampat hiburan malam. Sungguh permainan yang sia-sia. Aku tinggalkan istri dalam kesunyian. Istriku merasakan kesendirian, kesulitan dan rasa sakit. Hanya Alloh yang mengetahuinya"

Istri yang sholeha dan berbakti pada suami. Lelah menghadapiku. Ia terus memberi nasihat dan mengarahkan untukku. Akan tetapi tidak ada hasilnya.

Pada suatu hari. Jam 03.00 dinihari. Saya pulang dari begadang. Sesampai rumah. Saya masuk ke kamar. Saya dapati istri dan anakku telah tidur lelap. Saya keluarlagi. Menuju kamar sebelah. Untuk menghabiskan sisa gelapnya malam. Saya putar Video. Menonton Film yang semestinya tidak layak.

Kita tau. Sepertiga malam terakhir. Waktu yg mustajab. Waktu pada saat Alloh turun dan berkata; "Adakah yang berdoa? maka AKU memperkenankannya. Apakah ada yang memohon ampun? maka AKU mangampuninya. Dan adakah yang memohon sesuatu? maka AKU akan mengabulkannya".

Tiba-tiba pintu terbuka. Putri kecilku yang membukanya. Ia memandangku dengan tajam dan tatapan  hina. "Ayah, jangan lakukan itu. Bertawakallah kepada Alloh". Dalam suasana sunyi senyap. Suara itu jelas.Kata demi kata. Dengan tenang ia ulangi kata-kata itu. Dan sekali ia ulangi dengan lebih tegas.  "Ayah, jangan lakukan itu. Bertawakallah kepada Alloh" Kemudian ia menutup pintu dan pergi.

Aku linglung. Video aku matikan. Aku duduk. Bingung. Kata-kata anakku terngiang ditelinga. Serasa akan membunuhku. Dengan langkah gontai aku jalan kekamar tidurnya. Anakku nampak tidur. Aku seperti orang gila. Bingung. Tidak tau apa yang telah menimpaku.
Tidak lama kemudian. Suara Mu'azin memecah keheningan yang mencekam.

Aku wudhu. Pergi ke masjid. Sebenarnya akau tidak terlalu ingin sholat. Hanya ingin menyibukkan diri. Menghilangkan kecemasan. Akibat kata-kata putriku. Yang selalu terngiang ditelinga.

Sholatpun dimulai. Ketika imam sujud. Aku yang dibelakangnya ikut Sujud. Aku tempelkan keningku dilantai. Dadaku mulai terasa sesak. Detak jantungku kencang. Airmataku mengalir deras. Tidak tau sebabnya. Ini pertama kali aku bersujud. Sejak hampir 7tahun aku tinggalkan. Tangisan itu rupanya sebagai awal pembuka hatiku. Sewtela air mata tumpah. Mulai terasa lapang. Pelan-palan sesak daku mulai berkurang.

Selesai sholat aku duduk sebentar didalam masjid. Kemudian kembali pulang kerumah. Aku belum tidur walau sejenak. Segera  mempersiapkan diri. Aku berangkat kekantor. Temanku heran. Biasanya aku datang terlambat. Namun tidak untuk hari itu. Bahkan terlalu pagi. Temanku merasa aneh melihatku. Bertanya-tanya apa yg terjadi pada diriku. Aku jelaskan kejadia dirumah sejak tadi.
Temanku terperanjat. Spontan mengatakan: "Segala puji bagi Alloh yang telah menundukkanmu. Putri kecilmu telah membangunkanmu dari kelalainmu. Alloh tidak mengutus malaikat maut untuk mencabut Ruhmu saat itu".

Di kantor. Aku melakukan pekerjaan seperti biasa. Namun aku sangat lelah. Tidak bisa konsentrasi. Aku minta temanku untuk membantu melanjutkan pekerjaanku. Setelah istirahan dhuhur. Aku ingin segera pulang. Istirahat.

Aku kembali ke rumah. Aku rindu. Ingin melihat putriku. Ketika sampai rumah. Istriku berdiri didepan pintu. Tidak seperti biasanya. Ia berteriak tepat didepan wajahku.

"Kamu dimana saja...?"  "Aku ditempat kerja". jawabku.  "Saya terus-terusan menghubungimu. Tidak mendapkan jawaban. Kamu itu dari mana sajaa?" istriku memerondong dengan nada tinggi.
"Aku dimasjid kantor sampai waktu dhuhur. Ada apa bundaa... Apa yang terjadi?" aku berusaha tenang. Dengan suara lirih istriku menjawab: "Putri kita telah meninggal ayaah.." Terdengar seperti Halilintar.
Aku tidak bisa menguasai diri. Guncangan yang sangat dahsyad menimpaku. Aku tidak ingat apa-apa. Hanya telingaku selalu terdengar suara: "Ayah, jangan lakukan itu. Bertawakallah kepada Alloh". "Ayah, jangan lakukan itu. Bertawakallah kepada Alloh".

Aku telepon teman-temanku. Aku kabarkan bahwa: "Putriku telah dipanggil Alloh. Meninggal dunia". Teman-teaman ku datang. Mambantu mamandikan. Membawa kemasjid, Mensholatkan. Mereka juga pergi ke pemakaman. Temanku menyuruhku. "Ambillah putrimu. Letakkanlah ia dibawah. ditanah pemakaman."

Aku sambut putrikecilku. Memakamkannya. Aku sampaikan kepada orang-orang disekelingku;
"Aku tidak mengubur putriku. Aku hanya mengubur cahaya yang telah menerangi jalanku menuju Alloh. Alloh telah menjadikan putriku ini. Sebagai penyebab aku mendapat hidayah. Aku memohon kepada Alloh. Agar mempertemukan aku dengan putriku didalam surgaNYA."

Air mataku mengalir deras. Membasai gamisku. Saya lihat orang-orang disekelingku juga menangis. Pilu.

Wahai saudaraku. Semoga kita termasuk orang yang pandai mengambil Hikmah dari kisah terebut. Banyak kisah yang tertulis mau[un yang tidak. Ada disekitar kita.

Tidak ada manusia yang tau. Kapan malaikat maut datang menjemput. Kematian itu tidak mengenal muda atau tua. Kematian juga tidak mesti sakit lebih dulu.

Alloh berfirman "Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat memajukanya.'
(QS An-Nahl.61)
Swbagai penutup kami sampaikan'
"Percayalah...! Orang yang selalu bersama Alloh. Tidak akan kehilangan apa apa.
Namun  Orang yang kehilangan Allooh, pasti kehilangan segalanya".

=======
Dikutip dari Buku SEMUA ADA SAATNYA
karangan Syaikh Makmud Al-Mishri.
diterjemahkan oleh HAbdul Somad, Lc,MA. (UAS)
Juni.2011

Komentar

USIAKU 60 TAHUN

RIWAYAT AZAN DAN IQOMAT

UMUR YANG BAROKAH

IBU-9- (BODO LONGA-LONGO ORA KOYO KEBO)