WARISAN (I B U - 1 0 - )

WARISAN 
I B U - 1 0 -    


Hari itu. 26Februari2019.
Selesai pemakaman ibu saya. Bakda sholat azar. Di ruang samping Mushola.
Di shofa yang biasa untuk kumpul. Tempat yang biasa ibu dahar dan ngunjuk.
Mas Hadi kakak sulung dalam keluarga. Mengajak semua adik-adiknya kumpul. Juga istri dan suaminya. Juga mbak Narti yang tahun-tahun terakhir menemani ibu.
Orang tua saya anaknya 6. Mas Hadi yang dijakarta. Masqon yg pensiunan pemda Wonogiri. Tinggal dikampung dengan orang tua. Mbak Tati yang tinggal di kampung. Saya dan adik saya Sonfit yg tinggal di Bekasi. Dan Nanik pamggilanya yang tinggal di solo.

Acara ini tentu sangat penting. Salah satu rangkaian berbakti kepada orang tua. Khususnya orang tua yang telah wafat. Kakaku menyampaikan. Bahwa harta warisan yang ada segera dibagi. "Saya, Son dan Fit tidak perlu ikut mendapat bagian" kata kakaku dan minta persetujuan adik-adiknya semua.
"Setuju mas" kata saya. Segera disambut Fit adikku. "Saya juga setuju".

Kaka saya dan adik-adiknya menyadari. Pesan bapak saya ketika kami masih sekolah. Senantisa mengingatkan. Warisan yang terbaik adalah ilmu yang barokah.
Dengan seluruh potensi yang ada. Orang tua ingin anak-anaknya menuntut ilmu.
Alhadulillah bekal itu anak-anak dapatkan.

Masqon dan mbakyuku dibantu suaminya. Mengumpulkan surat-surat tanah. Ada sertifikat. Ada akte jual beli. Dan Ada yang hanya bukti pembayaran PBB. Terkumpul sekitar duapuluh. Sebagian besar berupa sawah dan lahan pekarangan. Saya bacakan satu-satu. Diijelaskan posisi dan kondisi sat ini. Bahkan ada yang perlu diurut. Sejarah kepemilikanya. Kakak-kakak saya yang lebih paham. Bergantian menjelaskan. 


Alhamdulillah hampir separonya sudah diwakafkan. Ada yang masih berupa lahan. Untuk sekolahan. Termasuk TK Aisyiah di Tirtomoyo kota Kecamatan. Juga Ruang pendopo untuk kegiatan rutin Aisyiah dan Musholanya. Sedangkan Rumah, sawah dan lahan yang lain pada umumnya hanya Penegasan. Untuk memastikan kepemilikanya selanjutnya. 

Salah satu yang saya tegaskan adalah. Sawah warisan yang pernah "hilang".


https://swara-ilhami.blogspot.com/2019/04/s-w-h.html

Bebarapa tahun sebelum ibu wafat. Secara khusus memanggil dan bicara kepada saya.
"Leee... sawah simbah sing mbok tuku soko pak Wignyo mbok diwenehke Nanik". "inggih buu... mangke  pas Lebaran disampaikan ke Nanik". Jawab saya segera.
[Sawah warisan itu sebelumnya pernah dibeli pak Wignyo. Dan beberapa puluh tahun kemudian dijual kembali].
Maka dalam kesempatan Lebaran. Ibu saya dan Nanik adik ragil beserta istri dan anak-anaknya kumpul. Di hadapan ibu saya sampaikan maksud dan tujuan yang pernak ibu sampaikan. Tentang sawah itu.


Acara terakhir. Dalam pertemuan keluarga itu.Diluar masalah Warisan. Adalah tentang Mbak Narti. Yang telah dengan tulus ikhlas menemani ibu. Siang dan malam. Sampai akhir hayatnya.

Bismillah. Mas hadi menyampaikan. Kita niatkan untuk memberangkan mbak Narti Umroh. Kita semua setuju. Setelah mbak Narti ditanya dan setuju. Semua mengucap Alhamdulillaahirrobil'alamiin.

Kita senantiasa diingatkan.
Sejarah Khalifah Umar bin Abdul aziz. Cicit dari khlaifa Umar Bin Khatab.

Suatu hari. “Orang-orang pernah bertanya kepada Umar bin Abdul Azis. “Apa yang kamu tinggalkan untuk anak-anakmu?!”
(Karena Khalifa Umar terkenal dengan sedekahnya yang luar biasa)

Maka beliau . Umar bin Abdul Azis pun menjawab, “Saya meninggalkan untuk mereka ketaqwaan kepada Allah, Jika mereka adalah orang-orang yang shalih, maka sesungguhnya Allah adalah wali (pelindung) bagi orang-orang yang shalih… Jika mereka bukan orang yang shalih, maka tidak akan saya tinggalkan sedikit pun yang membantu mereka bermaksiat kepada Allah…”
Masya Allah!”
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/04/15/49628/warisan-apakah-yang-terbaik-untuk-anak-kita/#ixzz5mGcwlbV2 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
=============
*Mengenang ibu
wafat 26 Feb.2019

Komentar

USIAKU 60 TAHUN

RIWAYAT AZAN DAN IQOMAT

UMUR YANG BAROKAH

IBU-9- (BODO LONGA-LONGO ORA KOYO KEBO)