MENUNGGU PHD DI KEBUN SAWIT

MENUNGGU PHD DI KEBUN SAWIT

Hari kedua menelusuri jalan Tol Lampung.
Setelah makan pagi di Hotel yang malamhari listriknya mati berkali-kali di Kabupaten Tulangbawang Lampung, perjalanan dilanjutkan selama 4 jam melalui Jalan Lintas Timur Sumatera. Sampailah pada jalan masuk ke Lokasi Proyek Jalan Tol di km.100 Pematangpanjang, Kabupaten Mesuji Lampung.
Segera kita masuk melalui jalan kerja yang berlumpur.
Menyusuri Jalan lumpur disamping rencana badan jalan yg penuh air seperti sungai.
Kanan kirinya tumbuh kelapa sawit yang nampak sudah beberapa kali panen.

Beberapa kilometer sebelum batas akhir di km.112, kondisi rencana Jalan Tolnya melalui tanah lunak dan beberapa tempat berupa Rawa.

Maka konstruksi Jalannya ada yang menggunakan Pileslab (Slab on pile). Ada juga yang menggunakan timbunan tanah yang terlebih dulu dilakukan perbaikan tanah dasar dengan cara mempercepat konsolidasi.

Ditengah siang yang panas, tampak pasir yang terhampar cukup luas diantara Rawa dan Kebon Kelapa sawit.  Nampak seperti tanaman yang tumbuh merata, namun lunglai kekurangan air, berjejer rapi dengan jarak tiap titik 100cm. Yang nampak seperti tanaman yang baru tumbuh diatas pasir itu adalah potongan pita yang lebarnya 10cm dan pajangnya 50cm.

Saya mendekati seorang pekerja yang sedang membawa pipa dibungkus semacam kain putih, dan bertanya:“Ini hamparan yang “ditanami” sudah cukup banyak kenapa kok belum ditindak lanjuti?” tanya saya.

“Iya pak.. kami menunggu PHD selesai”. Jawabnya yakin.

“Wuaduuh… PHD sampai sini juga yaaa?!” selorohku sambal senyum.

Pak Toto, manager senior yang sejak awal mendapingi saya, menimpali:

"Jangankan Pizza hut pak..! Bisa makan warteg saja sudah bagus". "Disini jauh darimana-mana, nggak ada warung". "Kalo cuaca bagus, ditenda biru bawah sawit yang sana tuuu, ada yg jualan makanan...Lumayan" sambungnya.

"OOoo.. begitu ya.. pak, Jadi inget ketika di proyek Cipularang 13th lalu, Mie rebus tambah telur adalah makanan yang paling TOP" saya menimpalinya.... 

Memang betul, mereka menunggu PHD diselesaikan.
PHD yang dimaksud adalah Prefabricated Horizontal Drain (PHD).
Material ini merupakan bagian dari sistem Pekerjaan Percepatan Konsolidasi Tanah terutama pada jenis tanah lempung (clay) atau lanau (silty clay).
Sistem ini pada dasarnya adalah Bagaimana caranya mengeluarkan air dalam kandungan tanah lunak.
Dalam teori dasar mekanika tanah dikenal dengan methode Vertical drain. Yaitu dengan membuat lobang-lobang pipa vertical yang disisi dengan pasir sebagai media mengalirkan air.

Dengan berkembangnya teknologi, maka pipa-pipa vertikal yang diisi pasir tersebut diganti dengan bahan sintetis yang berbentuk pita panjang dengan lebar 100 mm dan tebal 4mm. Pita ini berfungsi sebagai media aliran air. Pita-pita ini bibungkus dengan selubung luar dengan geotekstil “nonwoven” yang terbuat dari polyester. Bungkus ini berfungsi sebagai pemisah aliran air terhadap tekanan tanah di sekitarnya dan merupakan flter agar butiran halus tidak masuk ke dalam pita drainase.
Penanaman PVD ini menggunakan alat berat, sebagaimana alat Booring yang di modifikasi.
SHD@Mesuji, 10.April.2018

Komentar

USIAKU 60 TAHUN

RIWAYAT AZAN DAN IQOMAT

UMUR YANG BAROKAH

IBU-9- (BODO LONGA-LONGO ORA KOYO KEBO)