M W B Sekolah Pertamaku.


* M W B   Sekolah Pertamaku.

Dalam KBBI, Guru adalah Orang yg pekerjaannya mengajar. Berarti profesinya memberi pelajaran/petunjuk kepada orang lain supaya diketahui....
Sederhana yaa... Bisa jadi selama ini banyak orangtua yg berlebihan menuntut tanggung jawab kpd seorang Guru. Semestinya Orang tualah Guru pertama bagi anaknya.


Awal 1966, merupakan hari pertama saya mengenal Guru secara formal.
Hari itu, sy mulai sekolah di
MWB (Madrasah Wajib Belajar?) pd Usia 8 tahun. Saya tidak tau kenapa usia 8tahun baru masuk sekolah. Seingat saya, waktu itu saya termasuk siswa yg kecil. Teman-teman saya banyak yg usianya 9th; 10 th bahkan ada yg 12th.
 
Saya tidak tau, kapan nama MWB berubah menjadi MI (Madrasah Ibtidaiyah).
Sampai saya lulus th.1972, taunya saya lulusan MWB, namun ternyata ijazahku MIM.(Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah)

Di desa, ketika itu belum ada sekolah TK. Bahkan ditingkat kecamatanpun juga belum ada. Baru tahun 1967, ketika sy kelas 2 MIM, didirikan Bustanul Adfal Aisyiah bertempat di Rumah orangtua saya. Rumah orangtua saat itu juga sebagai sekretariat Ranting Muhammadiyah.
Bapakku sebagai Ketua Ranting Muhammadiyah, adalah salah satu yg ikut mendirikannya termasuk ketika mendirikan MIM.  D
i keluarga saya, adikku adalah termasuk siswa pertama yg kenal sekolah TK 

Saya ikut senang ada tempat permainan dihalaman Rumah. Ada Kotak papan kayu yang panjangnya 3m dan lebarnya 2. Kotak empat persegi itu diisi pasir setinggi 50cm. Dikotak pasir itulah anak-anak TK bermain. D
isebelahnya masih ada halaman  seluas lapangan Bulutangkis yg sering dipakai main sepakbola. Ada juga juga Lemari Rak didalam kelas yg berisi berbagai mainan ada Kelereng dengan aneka warna dan lainnya.
Ketika sekolah pulang lebih awal, Saya sering ikut menggunakan fasilitas alat bermainnya. Sungguh sesuatu yang sangat menyenangkan.

Sampai awal tahun 70an, anak-anak sekolah tidak ada yg pakai sepatu dan juga tidak pakai Baju seragam sekolah. Bangunan Madrasah dindingnya sebagian masih menggunakan anyaman bambu dan Lantai berupa tanah liat yang diratakan.
Alat tulis yang kami pakai sampai kelas 2 adalah Sabak dan Grip yakni batu tulis semacam paku utk menulis dipapan Sabak.

Sedangkan alat peraga yg harus dibawa setiap siswa adalah Potongan Lidi atau bambu yg dibuat seperti tusuk sate sepanjang10cm. Lidi-lidi inilah yg digunakan utk belajar menghitung tambah dan kurang. Sepakbola utk anak laki-laki dan Kasti utk anak perempuan adalah 2 jenis Olah raga yang paling TOP ketika itu. Namun Nglangi - Renang di Sungai adalah permainan yg paling menyenangkan.

Madrasah didirikan disamping Makam desa. Antara bangunan sekolah dan makam dipisahkan jalan setapak menuju Saluran irigasi yg dibangun jaman Belanda.
Pada jam-jam kosong atau isttirahat, anak-anak main disaluran irigasi, main prosotan diair yang mengalir di dalam talang Baja selebar 75cm.


Tanah makan berada lebih tinggi 8 meteran diatas tanah lapang. perbedaan tinggi ini berupa lereng tanah yang tergerus air hujan. Ditebing inilah melintang akar pohon tembesi yg sangat besar. Diameter akarnya saja 20cm.an.  Dan ditebing ini tempat anak-anak main Prosotan ditanah merah pada jam istirahat. Dibawah tempat prosotan ada tanah merah yang datar seluas Lapangan voli.Anak-anak sering main sepakbola di Tanah lapang ini dengan bola yang dibuat dari daun pisang kering yang dibungkus dengan anyaman tali dari "gedebok' pisang yang kering. 

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiya tempat sekolahku adalah milik yayasan Muhammdiyah. Semua sekolah swata harus mengikuti Ujian Negara.
Ketika akhir kelas 6, ujiannya di gabung dengan berbagai sekolah Dasar lainnya di kota kecamatan. Tempatnya disebuah sekolah menengah swasta, yg ruangannya termasuk paling bagus ketika itu, sudah berdinding tembok dan berlantai Plesteran semen.

Saya adalah satu dari empat siswa MIM yang lulus. Ketika itu anak Sekolah tdk lulus Ujian merupakan hal biasa. Dan tetap mendapatkan STTB-Surat Tanda Tamat Belajar. Sedangkan yang lulus mendapat tambahan Surat Tanda Lulus, yang berguna untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Kepala Sekolahku Bapak Muhammad Syahid. Namun sering dipanggil pak Amad. Banyak orang tidak tau namanya, kenalnya nama pak Amad.

Sebenarnya belajar disekolah Madrasah itu lebih berat, karena pelajarannya Lebih banyak. Selain semua pelajaran standard Sekolah Dasar masih ditambah pelajaran Agama yg terdiri dari Ahklaq, Tauhid, Fiqih, Tarih, Quran, Hadits dan Bahasa Arab.

Kebanyakan teman-taman sekolahku pandai dalam pelajaran Agama, namun kurang dalam pelajaran Umum karena rata-rata anak kampung malamnya sekolah di madrasah Diniyah, di masjid-masjid.

Sedangkan Ujuian Negara hanya 3 pelajaran yaitu Berhitung, Pengetahuan Umum dan Agama.
Alhamdulillaah sy lulus sehingga bias melanjutkan jenjang pendidikan yg lebih tinggi.

https://www.facebook.com/notes/sonhadji-srm/-m-w-b-m-i-sekolahku/10153843584443969/

Komentar

USIAKU 60 TAHUN

RIWAYAT AZAN DAN IQOMAT

UMUR YANG BAROKAH

IBU-9- (BODO LONGA-LONGO ORA KOYO KEBO)