SURAT PUAS YANG BIKIN WAS-WAS
SURAT PUAS YANG BIKIN WAS-WAS
Ada Kuliah
Kerja Lapangan-KKL, Kuliah Kerja Praktek-KP di Proyek, ada Kuliah Prakter
Pengukuran dilapangan, Praktek laboratorium. Namun ada satu istilah, yang sering
membuat was-was yakni “SURAT PUAS”. Hampir semua matakuliah yang berkaitan dengan
Teknik Sipil, ada tugas yang harus
dikerjakan sebagai syarat boleh ikut Ujian. Ada Mekanika Teknik 1 s.d 4, Baja.1 s.d 3,
irigasi, 1 dan 2, Kereta api 1 dan 2. Jalan Raya 1 dan 2
Setiap Tugas yang dikerjakan ada
pembimbingnya, namanya Asisten.
Yang jadi asisten ini bisanya mahasiswa senior, namun ada juga Insinyur yang sudah bekerja di perusahaan atau instansi pemerintah termasuk dosen muda.
Yang jadi asisten ini bisanya mahasiswa senior, namun ada juga Insinyur yang sudah bekerja di perusahaan atau instansi pemerintah termasuk dosen muda.
Sebagian Tugas
ini pada umumnya di kerjakan sendiri-sendiri. Ada juga yang berkelompok,
seperti Tugas matakuliah Ilmu Ukur Tanah, Hydrolika, Bahan bangunan.
Sejak masuk
kuliah tahun pertama semester ganjil, sudah ada matakuliah yang bersyarat.
Maksudnya, untuk dapat mengikuti ujian, selain memenuhi syarat administrasi
harus memenuhi syarat teknis. Yakni harus menyelesaikan Tugas yang diberikan Asisten. Misalnya untuk matakuliah Konstruksi
Bangunan, harus menyelesaikan tugas menggambar rumah bertingkat.
Pembagian asisten ditentukan oleh Dosen sesuai
matakuliahnya.
Asisten itu, macam-macam karakternya.
Ada asisten yang dikenal baik hati dan tidak sombong. Jadwal asistensinya tidak kaku. Mudah ditemui untuk konsultasi. Dengan senang hati membimbing dan berdiskusi. Tidak perlu pakai kartu asistensi seperti kartu pasien di Puskesmas. Kalau belum disisi penuh yang berarti berkali-kali asistensi, belum dapat persetujuan. Ada juga Asisten yang baru mendengar namanya disebut saja, sudah bikin sakin perut. Namun Rata-rata asisten itu berdedikasi. Tempat asistensinya juga bermacam-macam. Ada yang rumahnya sendiri, di Ruang tamu tempat kosnya, di kantor tempat dia kerja bahkan ada juga yang dikampus.
Asisten itu, macam-macam karakternya.
Ada asisten yang dikenal baik hati dan tidak sombong. Jadwal asistensinya tidak kaku. Mudah ditemui untuk konsultasi. Dengan senang hati membimbing dan berdiskusi. Tidak perlu pakai kartu asistensi seperti kartu pasien di Puskesmas. Kalau belum disisi penuh yang berarti berkali-kali asistensi, belum dapat persetujuan. Ada juga Asisten yang baru mendengar namanya disebut saja, sudah bikin sakin perut. Namun Rata-rata asisten itu berdedikasi. Tempat asistensinya juga bermacam-macam. Ada yang rumahnya sendiri, di Ruang tamu tempat kosnya, di kantor tempat dia kerja bahkan ada juga yang dikampus.
Benar kata
Boss saya ketika sudah bekerja di Jakarta. Ketika itu ada anak yang dititipkan
Bigboss, untuk dibimbing. Namun beberapakali diajari, kelihatannya kurang
nyambung. “Kalo dia lulus insinyur Sipil, semestinya, sudah teruji. Kan waktu
kuliah mampu selesaikan tugas-tugasnya”. Kata boss saya mengingatkan untuk sabar.
Saya adalah
salah satu mahasiswa yang mendapatkan Asisten yang saat itu dikenal sangat
menakutkan. Matakuliahnya Irigasi.2(dua). Beberapa mahasiswa gagal ujian,
karena tidak mampu menyelesaikan TUGAS yang diberikanya.
Saya mendapatkan TUGAS merencana Bendung. Yakni mebuat
analisa perhitungan rencana Bendung dan jaringan pengairan, lengkap dengan
gambarnya. Menghitungnya menggunakan
kalkulator dan ditulis tangan diatas kertas HVS atau kertas bergaris. Apabila
sudah disetujui baru diberi sampul dan dijilit.
Sedangkan cara
menggambarnya adalah dengan pensil, diatas kertas gambar ukuran besar. Kertas
gambar ini putih dan agak tebal. Seperti kertas buku gambar anak SD sekarang ini,
namun ukurannya super jumbo yakni ukuranya A.0. Yaitu ukuran dengan lebar 80.an
cm dan panjangnya kurang lebih 120cm.
Gambar-gambar
ini biasanya digulung dan dimasukkan kedalam tabung tempat gambar. Seperti
pralon diameter 6cm sepanjang 80.an cm, yang dipasang tutup diujung-ujungnya.
Adalah kebanggan ketika tahun pertama kuliah, menenteng Rangsel berisi pralon
yang menojol keluar. Benar-benar merasa calon insinyur.
Asisten saya
untuk matakuliah Irigasi.2(dua) ini adalah insinyur yang sudah bekerja di
istansi pemerintah. Jadwal asistensinya adalah jam 18.00 di Rumahnya. Saya pernah
datang diawal waktu. Ternyata beliau belum pulang kantor. Jam 9 malam baru sampai
di rumahnya. Hampir semua mahasiswa yang sedang duduk diteras mulai deg-degaan.
Bisa jadi ada yang berdoa, ada juga yang membaca mantera.
Saya dapat
membayangkan bagaimana capeknya beliau. Sampai di rumah sudah malam, masih
harus melayani asistensi mahasiwa yang sudah ngantri menunggunya. Namun beliau
ini tetap memberikan asistensi dengan cermat. Terutama ketika buka gambar
Bendung dan bertanya. Mahasiswa mesti mampu menjelaskan dengan detail, apa yang
ada di gambar. Disinilah susahnya.
Bukan rahasia
bahwa ada gambar yang diasistensikan itu digambar/dibantu orang lain atau
menggambar ulang gambarnya orang lain. Carannya mudah, gambar orang lain di
taruh di meja kaca. Kertas gambar kosong ditaruh diatasnya. Kemudian dipasang
Lampu dibawah kaca, maka gambar yang sudah jadi akan kelihatan nyata dikertas
kosong. Kita tinggal menggambar dikertas kosong, mengikuti pola-gambar yang
sudah ada. Saat itu terkenal dengan istilah “Nyentor”. Kalau jaman now ada juga
yang mirip, istilahnya Copas-Copy Paste.
Asisten yang
satu ini benar-benar manakutkan bagi yang kurang paham dan tidak siap. Apabila
ada Mahasiswa yang ditanya beberapa kali tidak dapat menjelaskan atau
penjelasannya “kelihatan ngasal”. Apabila Jawaban tidak nyambung maka yang bersangkutan
disuruh pulang dulu, belajar lagi dan bertanya kepada temannya yang sudah
paham.
Ada lagi,
Asisten/dosen yang sangat mengesankan. Beliau pejabat senior di Jawatan Kereta
api. Ada matakuliah Kereta Api2(dua) dan Konstruksi Baja.1(satu) yang mesti
asistensi ke Rumahnya, Rumah Dinas PJKA. Beliau sangat teliti, mirip asisten
Irigasi. Beliau ini sangat berwibawa. Beberpa mahasiswa merasa takut ketika
maju asistensi. Namun beliau mau menjelaskan dengan sabar, bisa jadi karena
beliau sudah sangat senior. Walupun pertanyaan-pertanyaan beliau sering membuat
perut tiba-tiba terasa mual.
Setelah saya
kerja dikonsultan sambil kuliah, baru saya memahami apa yang ditanyakan Asisten
irigasi itu. Pertanyaannya sangat
mendasar yang memang kurang dipahami mahasiswa. Namun apabila mau dan mampu
memahaminya dengan baik, kelak akan menjadi modal ketika bekerja di bidang
Irigasi seperti yang saya rasakan. Walaupun setiap asistensi dibarengi rasa
cemas, namun begitu selesai dan mendapat persetujuan rasanya puas. Hal ini
dibuktikan dengan ditanda tanganinya surat keterangan. Itulah SURAT PUAS. Berupa selembar kertas
dengan ukuran sekitar 15X10.cm. Isinya keterangan, yang menyatakan bahwa Nama
dan Nomor Induk Mahasiswa yang bersangkutan. Telah menyelesaikan dan memahami
tugas yang dikerjakannya.
SHD.Srm@Juli2018
Komentar